TANGERANG--MICOM: Calon siswi SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan, Banten, Amanda Putri Lubis, 16, Rabu (13/7) meninggal dunia akibat keletihan mengikuti masa orientasi siswa (MOS).
"Kondisi Amanda saat pagi sudah terlihat letih setelah sehari sebelumnya mengikuti MOP," kata Elvan Lubis, orang tua Amanda Putri Lubis ditemui di rumah duka Jalan Salvia VI Blok UF Rawa Buntu, Serpong, Rabu.
Elvian mengatakan, Amanda meninggal dunia sekitar pukul 04.00 saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Eka Hospital Serpong.
Dalam riwayat hidupnya, Elvian menuturkan, bila anaknya tersebut tidak memiliki rekam jejak sakit apa pun termasuk sakit jantung.
"Amanda tidak memiliki sakit apa pun dalam riwayat hidupnya, termasuk sakit jantung. Tetapi, penyebab meninggal karena keletihan," katanya.
Meski tidak akan melakukan tuntutan apa pun, Elvian akan meminta keterangan dari pihak sekolah mengenai pelaksanaan MOS berlangsung.
"Saat MOP berlangsung, Amanda diminta untuk membawa barang-barang yang beratnya mencapai 1,5 kilogram. Kami ingin tahu keperluannya untuk apa," katanya.
Pantauan di lapangan, di kediaman Amanda, saat ini sedang dilakukan proses persiapan pemakaman. Sejumlah keluarga dan teman Amanda, tampak menghadiri kediaman duka.
Amanda yang sebelumnya lulusan SMP 11 Tangerang Selatan tersebut, merupakan anak kedua dari dua bersaudara, pasangan Elvian Lubis dan Nita. (Ant/wt/X-12)
sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2...eninggal-Dunia
Amanda Sempat Tulis Surat untuk Kakak Kelas
Quote:
Berita terkait Diduga Kelelahan Ikuti Orientasi, Siswi di Tangerang Selatan Tewas Adaptasi Si Kecil di Sekolah Baru Sekolah Petang Terancam Berkurang Ribuan Siswa Terancam Tak Bisa Masuk SMP Komnas Anak Anggap Kepala Dinas Pendidikan DKI Arogan TEMPO Interaktif, Tangerang - Amanda Putri Lubis, 16 tahun, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9 Tangerang Selatan, ternyata sempat menuliskan surat sebelum jatuh sakit dan meninggal dunia. Surat itu berisi kesan-kesannya selama mengikuti masa orientasi sekolah. ”Surat ini untuk kakak kelas yang ia kagumi,” ujar Wahidah Nurhasanah, guru SMA 9, Rabu 13 Juli 2011. Sambil menitikkan air mata Wahidah menuturkan, setiap siswa baru memang diminta membuat kesan-kesan selama mengikuti kegiatan orientasi. Surat yang dibuat Amanda itu tertanggal 13 Juli 2011. Surat dibungkus sampul warna merah muda. Isi surat antara lain bertuliskan: Kesan: Senang dibimbing Kak Fitri (kakak kelas Amanda). Karena setiap kali saya bertanya kak Fitri selalu memberikan penjelasan atau menerangkan tentang tugas yang belum saya mengerti. Pesan: Semoga untuk ke depannya kakak pembimbing senang dengan adik kelas yang sekarang dan kita tetap jadi sahabat setelah masa orientasi peserta didik (MOP) ini dan tidak melupakan Amanda sebagai adik kelas. Amanda meninggal dunia sekitar pukul 4.00, Rabu 13 Juli 2011. Malam sebelum mengembuskan napas terakhir, dia mendadak jatuh sakit. Ayahnya, Elvian Lubis, menduga anaknya mengalami kelelahan selama mengikuti kegiatan orientasi sekolah. Amanda sempat dilarikan ke Eka Hospital Bumi Serpong Damai. Namun, nyawanya tidak tertolong meski dokter sudah menggunakan alat pacu jantung. Padahal, kata Elvian, selama ini putrinya tidak memiliki riwayat penyakit jantung. |
Kronologis Kematian Amanda Putri Lubis Siswi SMA 9 Ciputat Yang Meninggal Pada Masa Orientasi Siswa MOS
Quote:
Pihak keluarga Amanda Putri Lubis, siswi baru SMA 9 Ciputat, Kota Tangerang Selatan, belum mengetahui apa penyebab kematian Amanda pada Rabu (13/7/2011) dini hari. Ayah Amanda, Elvian Lubis, mengatakan, sebelum membawa anaknya ke RS Eka, Amanda sudah tidak sadarkan diri. Ia sempat memberikan napas buatan dan Amanda sempat sadar. Namun, jiwanya tak tertolong meski dokter sudah menangani Amanda selama kurang lebih satu jam. “Saya tanya dokter apakah ada serangan jantung. Katanya, ‘Tidak ada sakit jantung.’ Sudah diberikan kejut jantung enam kali selama setengah jam, tetapi sama saja,” kata Elvian di rumah duka, Jalan Salvia VI Blok UF BSD City Sektor 1.2, Serpong, Tangerang Selatan. Sampai berita ini diturunkan, RS Eka belum dapat dikonfirmasi mengenai sebab-sebab kematian Amanda. Dalam surat pengantar yang diberikan RS Eka kepada keluarga Amanda, disebutkan bahwa Amanda dinyatakan meninggal pada pukul 06.10 akibat penyakit tak menular. Elvian mengatakan, tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik dalam tubuh anaknya. Ia tidak mau menduga-duga penyebab kematian putri bungsunya dan menolak untuk memberikan visum pada jenazah putrinya. “Sekali lagi saya tidak menyalahkan sekolah, tetapi saya penasaran pengin tahu seperti apa pelaksanaan MOP di sekolah,” kata Elvian. Hari ini merupakan hari terakhir pelaksanaan MOP di SMA Negeri 9 Tangsel. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari mulai pukul 07.00 hingga 15.00 setiap hari. Amanda mengikuti MOP selama dua hari terakhir di sekolahnya. Kakak Amanda, Evan Miraj Lubis, menuturkan, adiknya tidak pernah bercerita soal pelaksanaan MOP di sekolah kepadanya. Namun, dia dan orangtuanya mengantar Amanda pada hari kedua MOP, Selasa kemarin. Amanda sempat ketakutan dan hampir tak mau masuk sekolah karena tak membawa kertas identitas (name tag) yang wajib dibawa oleh siswa baru selama MOP. Pupus sudah cita-cita Amanda Putri Lubis untuk melanjutkan sekolah di SMA Negeri 9 Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. Baru dua hari mengikuti masa orientasi pendidikan, remaja 15 tahun itu meninggal dunia tanpa sebab yang jelas. Kepergian Amanda pada Rabu (13/7/2011) subuh memukul perasaan keluarganya. Amanda yang malam sebelumnya masih sibuk mempersiapkan keperluan masa orientasi pendidikan (MOP) tiba-tiba mengalami sesak napas pada Rabu dini hari. Nyawanya tak tertolong meski keluarga telah membawanya ke Rumah Sakit Eka BSD. “Sebelumnya tidak ada keluhan apa-apa. Amanda juga sehat, bahkan masih menemani saya memotong bambu untuk dibawa ke sekolah hari ini,” kata ayah Amanda, Elvian Lubis, Rabu siang, di rumah duka Jalan Salvia VI Blok UF BSD City Sektor 1.2, Serpong, Tangerang Selatan. Kakak Amanda, Evan Miraj Lubis, menuturkan bahwa adiknya tidak pernah bercerita soal pelaksanaan MOP di sekolah kepadanya. Namun, saat ia dan orangtuanya mengantar Amanda pada hari kedua MOP, Selasa, Amanda sempat ketakutan dan hampir tak mau masuk sekolah karena tak membawa kertas identitas (name tag) yang wajib dibawa oleh siswa baru selama MOP. “Ayah saya tanya, ‘Ada hukumannya enggak’ Katanya, ‘Ada’.” Adik saya sempat enggak mau masuk dan hampir nangis. Namun, akhirnya tetap masuk, terus saya pulang untuk ngambil name tag-nya,” kata Evan. Saat menyerahkan kertas identitas tersebut ke sekolah, Evan tidak diperbolehkan menemui langsung adiknya. Kertas itu kemudian ia titipkan kepada siswa senior yang mengawasi pelaksanaan MOP. Evan sempat melihat adiknya disuruh berbaris di lapangan dan terpisah dengan barisan siswa-siswi lain. “Adik saya itu memang lemah fisiknya. Renang 10 menit saja wajahnya langsung pucat, tapi jarang sakit. Selama MOP, setiap hari harus bawa dua tas karung,” ujar Evan sumber : http://akuindonesiana.wordpress.com/ |
Quote:
aduhhhh,capek nih ane ngejelasin ke agan2 semua kalo mau liat yang resmi dari sekolah langsung aja ke http://sman9tangsel.sch.id/site/beri...rita-duka.html ini surat yang akan diberikan ke salah satu kakak osis |
Comment Bermutu
Quote:
Dokter bilang tidak ada sakit jantung. Orangtua Amanda bilang putrinya tidak mengidap penyakit bawaan. Mereka bilang ia meninggal karena kelelahan. Ada kakak kelas yang bilang, Amanda meninggal karena kelelahan dan mengidap penyakit tidak menular, rumornya jantung. Tanda tanya besar: SIAPA YANG BERBOHONG? Dokter, orangtua Amanda, atau kakak kelas Amanda? Atau media yang sengaja memelintir? Seharusnya panitia diawasi oleh Guru, dan mengerti ketika siswa sudah terlihat lelah secara fisik. Ingat bahwa setiap anak memiliki ketahanan tubuh yang berbeda-beda. Sekolah formal bukan tempat menempa fisik. Kalau mental okelah, tapi tidak bisa dipaksakan harus dua-duanya. Kalau mau menempa fisik dan mental, DOJO atau PADEPOKAN SILAT adalah tempat yang lebih tepat. Sejujurnya saya lebih "menghargai" bentuk "perpeloncoan" yang mengarah kepada ketahanan mental tanpa harus menguras ketahanan fisik. Maka saya ulangi sekali lagi: kasus ini harus diusut tuntas. memnag hidup dan mati orang itu adalah kuasa Tuhan sepenuhnya. Tapi kalau apa-apa selalu berdalih pada "kehendak Tuhan" tanpa ada usaha untuk mencari penyebab logisnya, maka selamanya kejadian seperti ini akan selalu berulang. Ingatlah bahwa Tuhan juga menghendaki kita untuk semakin bijaksana dan mengungkap kebenaran, maka saya tanya sekarang: beranikah kita melawan kehendakNya? Bukan untuk menyalahkan siapa pun, lebih kepada ajakan untuk selalu mawas diri, waspada dan bijaksana agar peristiwa seperti ini tak perlu terulang lagi. |
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar